Candi Panataran adalah sebuah candi
berlatar belakang Hindu (Siwaitis) yang terletak di Jawa Timur, tepatnya
di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar.
Kompleks candi ini merupakan yang terbesar di Jawa Timur. Candi ini
mulai dibangun dari Kerajaan Kadiri dan dipergunakan sampai dengan
Kerajaan Majapahit. Candi Penataran ini melambangkan penataan
pemerintahan kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa Timur.
Ingin Berkunjung kesini...???
Cukup Hubungi :
Lakukan Nego dan anda akan bisa segera berkunjung kesini....
Jelajahi Indahnya Nusantara....
Nama
asli candi Penataran dipercaya adalah Candi Palah yang disebut dalam
prasasti Palah, dibangun pada tahun 1194 oleh Raja Çrnga (Syrenggra)
yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita
Çrengalancana Digwijayottungadewa yang memerintah kerajaan Kediri
antara tahun 1190 – 1200, sebagai candi gunung untuk tempat upacara
pemujaan agar dapat menetralisasi atau menghindar dari mara bahaya yang
disebabkan oleh gunung Kelud
yang sering meletus. Kitab Negarakretagama yang ditulis oleh Mpu
Prapanca menceritakan perjalanan Raja Hayam Wuruk, yang memerintah
kerajaan Majapahit antara tahun 1350 – 1389, ke Candi Palah untuk
melakukan pemujaan kepada Hyang Acalapati yang berwujud Girindra (raja
penguasa gunung). Kesamaan
nama Girindra yang disebut pada kitab Negarakretagama dengan nama Ken
Arok yang bergelar Girindra atau Girinatha menimbulkan dugaan bahwa
Candi Penataran adalah tempat pendharmaan (perabuan) Ken Arok, Girindra
juga adalah nama salah satu wangsa yang diturunkan oleh Ken Arok selain
wangsa Rajasa dan wangsa Wardhana. Sedangkan Hyang Acalapati adalah
salah satu perwujudan dari Dewa Siwa, serupa dengan peneladanan (khodam)
sifat-sifat Bathara Siwa yang konon dijalankan Ken Arok. Seperti
pada umumnya relief candi di Jawa Timur yang dipahat berdasarkan
analogi romantika hidup tokoh yang didharmakan di tempat tersebut,
relief Ramayana dengan tokoh Rama dan Shinta, dan relief Krisnayana
dengan tokoh Krisna dan Rukmini, yang dipahatkan pada dinding candi
Penataran dapat dikatakan mirip dengan kisah Ken Arok dan Ken Dedes.
Ketokohan Ken Arok sendiri masih menjadi kontroversi antara karakter
seorang bandit yang berambisi memperbaiki keturunan setelah mengerti
arti cahaya yang terpancar dari gua garbha milik Ken Dedes yang
dilihatnya dan kemudian membunuh Tunggul Ametung yang menjadi suami sang
nareswari, dengan karakter seorang bangsawan yang mengemban amanat dari
Mpu Purwa yang merupakan ayahanda Ken Dedes sekaligus keturunan Mpu
Sindok untuk mengembalikan kejayaan kerajaan Kanjuruhan yang ditaklukkan
oleh kerajaan Kediri, dengan dukungan kalangan brahmana dari kedua
kerajaan. Alkisah seluruh mpu dari kerajaan Kediri berpindah ke wilayah
Tumapel sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dan menjadi penyebab
kekalahan Kediri dalam peperangan melawan Tumapel di wilayah Ganter pada tahun 1222. Dibunuhnya Mpu Gandring yang tidak
menyelesaikan keris pesanan Ken Arok pada waktunya konon juga berkaitan
dengan para mpu yang mulai meninggalkan kerajaan Kediri sehingga
menimbulkan kecurigaan Ken Arok bahwa Mpu Gandring berpihak pada Kediri.
Keris tersebut kemudian diselesaikan oleh mpu yang lain dengan demikian
indah sehingga menarik perhatian dan mudah dikenali ketika Kebo Ijo
memamerkannya kepada semua orang, sebelum akhirnya keris tersebut
digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung
Posting Komentar