Gua
Maria Puhsarang atau yang dikenal juga dengan nama gua Maria Lourdes
Pohsarang merupakan salah satu tujuan para peziarah dari kalangan umat
Katolik, yang terletak di kompleks gereja Pohsarang, yang terletak di
Pohsarang yaitu sebuah desa yang berada wilayah Kecamatan Semen atau
berada sekitar 10 km arah barat daya kota Kediri,Kabupaten Kediri Jawa
Timur.
Pada kompleks gereja terdapat miniatur gua Maria Lourdes yang dikemudian hari oleh karena terlalu kecil bentuknya maka pada tanggal 11 Oktober 1998, dimulailah pembangunan gua Lourdes yang merupakan tiruan atau replika Gua Maria Lourdes yang ada di Perancis.
Dinamakan Gua Maria Lourdes sebab dalam Gereja yang lama terdapat tiruan gua Lourdes dalam bentuk yang kecil. Di seputar patung yang kecil dalam gua pertama tertulis tulisan di atas kuningan dengan menggunakan bahasa Jawa ejaan lama: Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawoela ingkang ngoengsi ing Panjenenengan Dalem.
INGIN BERKUNJUNG KESINI....???
CUKUP HUBUNGI :
LAKUKAN NEGO DAN ANDA AKAN BISA DENGAN SEGERA KESINI....
JELAJAHI INDAHNYA NUSANTARA
Gua
kecil yang berada di sebelah kanan Gereja ini merupakan sebuah gua yang
banyak didatangi oleh bukan hanya umat Katolik untuk berdoa rosario
atau novena, melainkan juga oleh umat lain yang bukan Katolik untuk
melakukan meditasi dan memohon ujub kepada Tuhan yang Maha pemurah.
Sementara patung Maria yang terdapat di Gua Maria Lourdes Pohsarang (di luar kompleks Gereja lama) merupakan replika atau tiruan dari patung Maria Lourdes, yang terbuat dari semen kemudian dicat berwarna bagian luarnya. Patung itu lebih tinggi dari contoh aslinya yang hanya 1,75 meter dimana patung Maria yang sekarang ini tingginya 3,5 meter dan kalau dihitung dari alas kakinya patung ini tingginya dari bawah menjadi 4 meter.
Sementara patung Maria yang terdapat di Gua Maria Lourdes Pohsarang (di luar kompleks Gereja lama) merupakan replika atau tiruan dari patung Maria Lourdes, yang terbuat dari semen kemudian dicat berwarna bagian luarnya. Patung itu lebih tinggi dari contoh aslinya yang hanya 1,75 meter dimana patung Maria yang sekarang ini tingginya 3,5 meter dan kalau dihitung dari alas kakinya patung ini tingginya dari bawah menjadi 4 meter.
Patung ini dibuat lebih besar dari contohnya sebab disesuaikan dengan besarnya gua yang tingginya mencapai hampir 18 meter. Gereja
Puhsarang yang menampilkan gaya Majapahit tapi dikombinasikan dengan
gaya dari daerah lain dan iman kristiani. Yulianto Sumalyo dalam buku
yang berjudul `Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1993" menulis mengenai gereja Puh Sarang
sebagai berikut : "Seperti pada bangunan Trowulan, Tegal dan lain-lain
untuk membangun gereja Pohsarang selalu menggunakan bahan-bahan lokal.
Maclaine Pont menggunakan juga buruh setempat selain beberapa tukang yang sudah berpengalaman pada saat membangun museum. Gereja yang sarat dengan simbolisme ini merupakan suatu karya arsitektur yang sangat berhasil dilihat dari berbagai segi: mulai dari lokasi, tata massa, bahan bangunan, struktur dan tentu saja fungsi dan keindahannya. Semua aspek termasuk budaya setempat dan filsafat agama dipadukan dalam bentuk arsitektur dengan amat selaras".
Maclaine Pont menggunakan juga buruh setempat selain beberapa tukang yang sudah berpengalaman pada saat membangun museum. Gereja yang sarat dengan simbolisme ini merupakan suatu karya arsitektur yang sangat berhasil dilihat dari berbagai segi: mulai dari lokasi, tata massa, bahan bangunan, struktur dan tentu saja fungsi dan keindahannya. Semua aspek termasuk budaya setempat dan filsafat agama dipadukan dalam bentuk arsitektur dengan amat selaras".
Posting Komentar